Limbah ban bekas bisa diolah menjadi aneka produk berbahan karet. Prosesnya pun sederhana, bekas ban kendaraan bermotor baik roda dua atau empat dapat diolah secara langsung melalui alat pemotong sederhana, ataupun diolah menjadi serbuk ban. Salah satunya ialah untuk diolah menjadi 150 tempat sampah yang siap diedarkan ke berbagai pasar tradisional.
Produksi tempat sampah menggunakan barang bekas inilah yang dilakukan oleh Iskandar, warga Dusun Pelem, Desa Serut sejak tahun 1983. Sejak dulu Desa Serut memang terkenal sebagai pusat produksi barang bekas, khususnya pengolahan ban bekas. Bahan baku ban bekas tidak hanya berasal dari Desa Serut, bahkan langsung didapatkan dari berbagai pabrik ban seperti di Surabaya dan pabrik besar lain.
Untuk produksi tempat sampah, Iskandar cukup produktif yakni mencapat 150 tempat sampah perminggu. Pekerjaannya dibantu oleh 4 karyawan untuk memenuhi kebutuhan pesanan dan distribusi ke beberapa daerah di Jawa Timur. “Pemasaran kami hingga ke Malang, Blitar Tulungagung, Kediri, Ponorogo, Trenggalek,” tutupnya.
Pak punya serbuk karet?