TULUNGAGUNGTIMES – Desa Serut juga terkenal dengan home industri makanan ringan. Salah satunya adalah usaha produksi gipang manis milik H. Abdul Syakur. Produk olahan warga Desa Serut ini sudah menyebar ke berbagai daerah luar Tulungagung, bahkan luar Jawa.
Awalnya, ayah tiga anak ini memulai usaha gipang dapat suport dari temannya yang terlebih dulu memiliki usaha gipang. Kemudian saran dari tennya dijalankan dengan tekun hingga sekarang usahanya berkembang pesat.
“Saya mulai usaha ini tahun 2002. Ide awalnya dulu dari teman yang menyarankan bikin gipang. Sebenarnya dulu sudah mulai sejak tahun 1998, tapi kena dampak krisis jadi sempat bangkrut,” tutur Abdul Syakur mengisahkan jatuh bangun rintisan usahanya.
Dalam menjalankan usahanya yang semakin besar, Abdul Syakur dibantu oleh 35 karyawan. Jangkauan pemasaran produk gipang Serut ini sudah menyebar ke berbagai daerah jawa Timur. Bahkan sudah menembus luar Jawa.
“Kalau saya menguasai Surabya, Malang, Ponorogo, Jombangdan Sragen. Tapi yang paling banyak itu Surabya, soalnya Surabaya itu dioper ke NTB,” imbuhnya.
Kendala yang umum dihadapi oleh pengusaha gipang adalah ketersediaan bahan baku berupa beras yang harganya terus naik. Selain itu juga kendala pada pekerja.
“Kendala yang utama bahan baku. Beras hari ini langka dan mahal. Kedua karyawan. Masalahnya karyawannya tidak sembarang karyawan. Misalnya tukang open itu tidak bisa diganti oleh tukang lain. Tidak bisa diwakili,” imbuh kakek tiga cucu ini.
Dengan sejumlah karyawan tersebut, dalam satu hari Abdul Syakur mampu memproduksi gipang sebanyak 700-800 pak.