40 Tahun Baronggung, Batik Khas Tulungagung

17 Feb 2018
11863
0

Jika bicara daerah penghasil kain batik, yang terlintas mungkin tak jauh-jauh dari Yogyakarta, Solo, Pekalongan, atau Bali. Daerah-daerah tersebut bahkan dikenal punya corak warna dan motif batik yang terkenal.

Tapi siapa sangka jika Tulungagung juga punya produsen batik yang sudah berdiri sejak 40 tahun silam. Namanya batik Baronggung. Lokasi produksinya di Dusun Krajan, Desa Mojosari, Kecamatan Kauman.

Menurut Siswanti, pemilik batik Baronggung, nama Baronggung berdiri sejak 5 Juni 1978 oleh H. M. Anies Muchsan. Siswanti merupakan generasi ketiga yang mengelola usaha batik Baronggung secara turun temurun.

Jika dilihat dari kekuatan motifnya, Baronggung memiliki 5 motif khas yaitu motif Sekar Jagad, motif Burung Merak, motif Ombak Banyu, motif Parisauli dan motif Bunga Nirwana serta memiliki 2 motif pengembangan dari motif khas yaitu motif Ombak Banyu Beras Kutah dan motif Ombak Banyu Keong.

Makna perlambang dari setiap motif khas batik Baronggung Tulungagung adalah: motif Sekar Jagad bermakna manusia di dunia tidak memiliki perbedaan dalam segi golongan, motif Burung Merak bermakna keindahan, motif Ombak Banyu bermakna sebuah kehidupan, motif Ombak Banyu Beras Kutah bermakna kehidupan yang selalu diberikan rejeki melimpah, motif Ombak Banyu Keong bermakna kehidupan yang tidak bisa jauh dari tempat tinggal yang melindungi dari hujan, dingin, dan panas matahari, motif Parisauli bermakna kemakmuran, dan motif Bunga Nirwana bermakna keindahan surga.

Meskipun punya pakem motif dan corak sendiri, Siswanti mengaku demi pemasaran juga bisa menyesuaikan produksi batik dengan permintaan. “Rata-rata Motif batik yang ada tetap mengedepankan pakem daerah, khas daerah. Selain itu juga mengikuti permintaan pasar atau motif yg kekinian,” ujarnya.

Baronggung saat ini mempekerjakan 15 karyawan. Mereka memproduksi batik tulis, batik print, maupun batik cap kombinasi tulis.

“Batik cap harganya paling murah. Sepotong 2,5 meter harganya mulai Rp 85.000. Kalau batik tulis harganya paling mahal. Per potong mulai harga Rp 300.000,” kata Siswanti.

Baronggung bisa memproduksi 90 potong batik print dalam sehari. Batik kombinasi bisa 15 potong sehari. Sedangkan sepotong batik tulis dikerjakan dalam waktu sebulan, bahkan lebih.

“85 % kami buat batik ini atas dasar pesanan dari berbagai kota,” tutur Siswanti. Sekitar 60% pasar batik Baronggung berasal dari wilayah Jawa Timur. Sekitar 20% berasal dari wilayah lain di Indonesia. Sisanya biasanya melayani permintaan luar negeri yang biasanya dipesan oleh mereka-mereka yang kini jadi TKI.

Tinggalkan Balasan