Membuat wayang kulit bukan pekerjaan gampang. Sejak proses menyiapkan bahan sampai penyelesaian membutuhkan keterampilan, ketelitian, dan kesabaran ekstra. Tak heran jika pengrajin wayang kulit jumlahnya tidak banyak.
Di antara sedikit pengrajin wayang yang masih eksis menggeluti keterampilan ini adalah Suyoto, warga Desa Srikaton, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung. Dia sudah puluhan tahun mempelajari keterampilan ini meskipun profesi utamanya sejak muda adalah seorang tentara.
Jiwa seni Suyoto memang tak bisa dibohongi. Sejak masih dinas di Sumenep, dia mengasah keterampilan melukis dan mulai membuat wayang. Dia bahkan mendirikan sebuah paguyuban pelukis.
Keterampilan melukis menjadi dasar dirinya untuk mulai membuat wayang secara otodidak. Sebagai seorang penggemar fanatik wayang kulit, dia sanggup melukis sketsa tokoh-tokoh pewayangan baik ke media kertas maupun kulit samak. Keterampilan itu kemudian dilanjutkan dengan menatah dan memotong sketsa yang dia buat.
Tak disangka, sejumlah penggemar wayang yang menyukai kreasi wayang kulit garapan Suyoto. Ketika dia pensiun dari tugas ketentaraan, Suyoto makin tekun menjalani hobinya. Wayang-wayang kreasinya juga makin mendapat atensi dari berbagai kalangan.
Menurut Suyoto, sejumlah karyanya dia kirim kepada mantan komandan-komandannya yang tinggal di berbagai daerah sebagai kenang-kenangan. Tapi ada juga yang dibawa oleh para penggemar wayang dari berbagai negara seperti Belanda dan Amerika Serikat.